Ditulis oleh: Saddam Haikal Mubaraq dan Hessel Juliust
Disunting oleh: Zulfikar A. Nadzir
Tim dari Departemen Riset, Pendidikan dan Kajian Strategis (Risdikastrat) dari PPI Jerman 21/22 dibantu dengan penggiat pariwisata di Provinsi Bali telah menyelenggarakan webinar tentang Pariwisata Bali setelah pandemi Covid-19 yang berjudul “Post-COVID Tourism in Bali : Preparation and Regulations”. Webinar tersebut diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting, Sabtu (13.11.2021) sore waktu Bali dengan peserta sebanyak 50 orang dari Jerman dan dari Indonesia.
Acara dibuka oleh sambutan dari Reza Syihabuddin Khasbullah, mahasiswa Master Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Teknologi Munich sekaligus Ketua PPI Jerman 2021/2022 yang menyatakan, “Provinsi Bali, sebagai salah satu lokasi utama pariwisata di Indonesia, mengalami penurunan besar-besaran ketika menghadapi pandemi Covid-19. Sebagai bentuk dukungan dan penginformasian serta usaha untuk membantu pemerintah dalam membangun kembali industri pariwisata, PPI Jerman mengundang Pemerintah Provinsi Bali, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung dalam upaya persiapan dan pencegahan yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah tersebut. Selain itu, webinar ini bertujuan untuk mengetahui kaidah epidemiologi dan pertimbangan strategis yang dilakukan dalam menentukan aturan mengenai Covid-19 di Provinsi Bali oleh Satgas 19 Provinsi Bali”.
Selanjutnya, sambutan kedua diberikan oleh Bapak Yul Edison, sebagai perwakilan KBRI Berlin menyatakan,” Pariwisata Bali menjadi salah satu tujuan pariwisata populer pilihan masyarakat Eropa khususnya negara Jerman. Sebelum Pandemi Covid 19, Jerman menempati urutan ke 3 setelah Inggris dan Belanda. Pada tahun 2019 sekitar 300.000 warga Jerman berkunjung ke Indonesia dan sekitar 80% wisatawan menjadikan Bali sebagai salah satu tujuan wisata penting.. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan pemerintah Provinsi Bali untuk menyelamatkan dan membangun kembali pariwisata Bali agar tetap menjadi pilihan utama masyarakat Eropa setelah pandemi Covid 19.”
Menurut informasi Riset KBRI Berlin, kebanyakan wisatawan Jerman merupakan wisatawan “big spender” , yaitu wisatawan yang menghabiskan lama untuk berlibur. Mereka mengeluarkan rata-rata uang 2.500 USD per orang dan berlibur sekitar 20 hari di Bali. Jumlah ini lebih banyak dibanding wisatawan dari negara Tiongkok dengan pengeluaran 1.300 USD per orang untuk berlibur 8 hari dan Australia dengan pengeluaran 1.800 USD per orang untuk 9 hari. Selain itu dalam 6 bulan s.d. 2 tahun ke depan masyarakat muda Jerman telah merencanakan akan kembali mengunjungi tempat-tempat wisata selain Eropa. Bapak Yul Edison juga mengenalkan motto „Plan Now, Travel in 2022” dengan harapan jumlah wisatawan Jerman yang berkunjung ke Indonesia, khususnya Bali mengalami peningkatan setelah pandemi Covid 19.
Materi pertama diberikan oleh Bapak Tjokorda Bagus Pemayun yang mewakili Wakil Gubernur Provinsi Bali. Beliau menjelaskan bahwa usaha pemerintah provinsi Bali dalam menangani pandemi tertuang pada Surat Edaran Gubernur Bali No 3355 Tahun 2020 tentang Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru. Provinsi bali dengan menambahkan fasilitas kesehatan seperti Lab, RS dan Tenaga Medis. Selain itu, diberlakukan pula Pergub Nomor 10 Tahun 2021 tentang Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan dalam Tatanan Kehidupan Era Baru dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan Vaksinasi Masyarakat Bali `FOR HERD IMMUNITY 70%`.
Poin-poin penting untuk pemulihan pariwisata Bali dijabarkan sebagai berikut:
- Verifikasi fasilitas Pariwisata s.d. akhir 2020 sekitar 1137 Objek
- Reopening Bali Tourism for Domestic Tourist (31 Juli 2020)
- Work From Bali (Mei 2021 – Juni)
- SOP penanganan wisatawan asing
- Vaksinasi Pekerja Pariwisata yang telah mencapai 100%
- Menyiapkan Hotel Karantina
- Menyiapkan SOP penanganan Wisatawan.
Selain itu bapak Tjokorda juga menerangkan bahwa,“Sistem Kepariwisataan Bali berorientasi pada Pariwisata Berbasis Budaya dan Berkualitas”. Program Kerja tersebut merancang standar penyelenggaraan Kepariwisataan secara komprehensif. Pemerintah Provinsi bersama Pemerintah Kab/Kota menertibkan usaha pariwisata yang melanggar aturan. Dan menindak tegas kepada wisatawan asing yang tidak menghormati budaya bali yang bisa merusak citra pariwisata bali. Oleh karena itu, Kerjasama berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam upaya penyelamatan pariwisata Bali.
Selanjutnya, materi kedua diberikan oleh Bapak Dokter Ketut Suarjaya sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Beliau menjelaskan tentang implementasi wisata sehat dan aman di Provinsi Bali. Situasi terkini di Bali (11/11/2021) dengan konfirmasi harian kasus sekitar 4 orang, Konfirmasi Kumulatif sekitar 114 Orang, dan jumlah orang sembuh dan meninggal sekitar 109 Orang dan 4 Orang. Jumlah orang yang dirawat sekitar 219 Orang, Sehingga angka Positif Rate hanya berkisar 0,1% dengan Case Fatality sekitar 3,54%. Jumlah angka ini menurut bapal Suarjaya terbilang kecil , hal ini disebabkan karena mayoritas masyarakat bali sudah divaksin dosis pertama dengan jumlah 3,4 juta orang, diikuti dosis kedua sekitar 2.9 juta orang dan ketiga 38 ribu orang. Vaksin ini mayoritas ditujukan bagi Tenaga Kesehatan, Sektor Pelayanan Publik, Lansia, Masyarakat Umum dan Rentan, dan Remaja.
Menurut Addendum Surat Edaran Nomor 20 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional Pada Masa Pandemi Covid-19 menjelaskan bagi pelaku perjalanan Internasional wajib melakukan tes ulang PCR serta diwajibkan menjalani Karantina seperti berikut :
- Selama 5x 24 jam bagi pelaku perjalanan Internasional yang baru menerima vaksin dosis pertama atau
- Selama 3 x 24 jam bagi pelaku perjalanan internasional yang sudah menerima vaksin dosis lengkap.
Bapak Ketut Suarjaya juga menerangkan tentang SOP Penerimaan Wisatawan Mancanegara. Setiap pelaku perjalanan Internasional wajib menggunakan Aplikasi Pedulilindungi di setiap kunjungan obyek wisata, seperti mal, pura, dan pasar wisata. Aplikasi ini bertujuan sebagai upaya penanggulangan penyebaran Covid 19 (Tracing and Tracking) yang dikelola terintegrasi oleh Kementrian Kesehatan RI.
Pemantauan wisata sehat dan aman melibatkan tim dengan mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan 5M ( Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan, Mengurangi Mobilitas). Tim ini terdiri dari unsur TNI, POLRI, Satpol PP, Pecalang, dan BPBD. Selain itu tim edukasi protokol kesehatan melibatkan Dinas Kesehatan, MDA, dan Perguruan Tinggi. Serta tim pemantauan CHSE (Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability ( Kelestarian Lingkungan) oleh Dinas Pariwisata dan Asosiasi Pariwisata.
Kondisi Pariwisata Bali saat ini mewajibkan segala bentuk usaha memiliki sertifikat CHSE, semua tenaga kerja pariwisata sudah mendapatkan vaksinasi dosis ke 2 dan tempat destinasi wisata diwajibkan menggunakan aplikasi Pedulilindungi.
Terkait dengan persiapan aturan serta program kepariwisataan dalam masa Pandemi Covid-19 di Kabupaten Gianyar tentunya berbagai langkah-langkah telah dipersiapkan untuk membuka atau menyambut wisatawan baik mancanegara negara maupun wisatawan domestik. Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten yang ada di provinsi Bali dengan luas 368 km2 dengan jumlah penduduk kurang lebih 500.000. Kabupaten Gianyar memiliki ketergantungan dari sektor pariwisata ini sangat sangat tinggi.
Dalam hal pengembangan pariwisata di Kabupaten Gianyar, telah terbagi menjadi lima Zona pengembangan yang masing-masing memberikan kontribusi yang berbeda terhadap pemerintah Kabupaten Gianyar.
Kabupaten Gianyar dengan penduduk yang berjumlah 500.000 orang sangat mengandalkan sektor pariwisata. Kondisi pandemi ini membuat pendapatan dari sektor pariwisata berkurang drastis.
Kabupaten Gianyar memiliki objek pariwisata yang tersebar di tujuh kecamatan yang mana semuanya berkontribusi juga terhadap pendapatan Kabupaten Gianyar. Kewenangan Pemerintah Kabupaten di dalam pajak dan Retribusi yaitu pajak hotel dan restoran menjadi Primadona termasuk pajak hiburan dan tentunya retribusi obyek wisata.
Kabupaten Gianyar telah mengembangkan akomodasi Resort Villa yang berkonsep unik yaitu bersentuhan dengan alam. Selain itu juga terdapat cukup banyak hotel berbintang maupun hotel melati.
Kunjungan ke Kabupaten Gianyar di tahun 2019 mencapai empat juta untuk wisatawan asing dan sekitar 700 ribu untuk wisatawan domestik. Namun pada tahun 2020 terjadi penurunan yang sangat drastis, wisatawan asing menjadi 634 ribu dan domestik 225 ribu. Hal ini lah yang juga menurunkan realisasi retribusi tempat hiburan.
Dalam hal ini, telah dilakukan perubahan-perubahan perilaku dan perubahan tata kelola pariwisata. Terutama dalam hal mengikuti regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat serta pemerintah daerah (Provinsi). Telah dilakukan langkah-langkah terutama pengaplikasian kegiatan CHSE (Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan)) terhadap seluruh akomodasi dan objek wisata yang ada di Kabupaten Gianyar. Dalam melakukan kegiatan CHSE dengan protokol kesehatan serta SOP yang telah ditetapkan di masing-masing tempat sudah didapatkan sertifikasi dari Kemenparekraf sebanyak 425 yang mana data ini terus bergerak naik.
Ubud adalah wilayah pariwisata yang ada di Kabupaten Gianyar yang telah ditetapkan sebagai Green Zone (istilah untuk zona covid-19) serta dalam hal ini pelaksanaan vaksin telah dilakukan secara besar-besaran dengan bertujuan mewujudkan herd immunity. Hal ini sangat didukung oleh para pelaku pariwisata yang ada di wilayah Ubud dan tentunya masyarakat. Hotel, objek wisata dan restoran yang berada di kawasan Ubud semuanya telah menerapkan protokol kesehatan dan telah melakukan vaksinasi pada pegawainya.
Dalam hal metode tracing, tentunya di Kabupaten Gianyar telah diterapkan aplikasi peduli lindungi yang dipasang baik di akomodasi, restoran maupun di objek wisata. Di provinsi Bali seluruhnya telah sudah QR Code aplikasi peduli ini sebanyak 10.000. Oleh sebab itu riwayat perjalanan seseorang pada akomodasi, restoran dan objek wisata dapat terlacak. Gambaran pariwisata di masa depan nantinya akan semakin memperhatikan keamanan, keselamatan, dan kesehatan.
Situasi pandemi ini merupakan kondisi global tentunya yang berarti wisatawan lebih matang dan berpengalaman dalam untuk mempersiapkan diri apabila ingin melakukan kunjungan. Hal ini menjadi persaingan kita tentunya di dunia pariwisata untuk bisa menciptakan rasa percaya kepada calon wisatawan dengan mengikuti standar-standar yang ditetapkan baik oleh WHO maupun pemerintah pusat.
Hal lain yang menjadi tren kedepannya adalah Health tourism, medical tourism dan wellness tourism. Di Gianyar telah terdapat berbagai fasilitas untuk ini. Di Gianyar ini terdapat festival yang bertaraf Internasional yakni bali spirit festival, yang mampu mendatangkan wisatawan sampai ribuan ke bali dan khususnya ke Gianyar. Selain itu juga terdapat objek wisata wisata Tirta Empul yang memberikan nuansa spiritual. Selain itu juga terdapat banyak outdoor sport dan adventure seperti cycling yang jumlahnya sangat banyak di Kabupaten Gianyar.
Pelaku industri mempunyai kepentingan di dalam hal ini untuk segera mendapatkan tamu sehingga berbagai kegiatan sangat disupport oleh pelaku-pelaku industri yang ada di Kabupaten Gianyar. Peran masyarakat di Kabupaten Gianyar juga begitu besar di dalam mewujudkan ini semua sehingga kondisi pandemi COVID-19 di bali semakin baik. Sehingga dengan kondisi yang sekarang serta dengan langkah-langkah yang diambil telah ambil oleh Kabupaten dan provinsi, akan memberikan kepercayaan kepada calon wisatawan yang akan datang dan berkunjung ke bali dan Kabupaten Gianyar telah siap menerima kunjungan wisatawan yang ada dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
Kasus aktif secara umum di Kabupaten Badung sudah menurun, bahkan tingkat kesembuhan lebih dari standar. Selain itu CFR (Case Fatality Rate), hingga BOR (Bed Occupation Rate) juga sangat rendah. Namun begitu, tracing di Kabupaten Badung masih menjadi PR yang sedang ditingkatkan. Vaksinasi yang dilakukan di Kabupaten Badung pun sudah melebihi 100% jumlah penduduk yang mayoritasnya adalah SDM kesehatan.
Strategi Kabupaten Badung untuk menanggulangi COVID-19 adalah mengintegrasikan 3T (Tracing, Testing, and Treatment), vaksinasi dan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, & Menjaga Jarak) . Selain itu juga perubahan perilaku masyarakat juga dilakukan yaitu dengan mengimplementasi protokol kesehatan secara ketat dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
Persiapan Kabupaten Badung menghadapi COVID-19 :
- Melakukan sosialisasi 3M ke masyarakat,
- Mempersiapkan rumah sakit dengan ketersediaan tempat tidur serta tenaga medis yang memadai,
- Menyediakan anggaran yang memadai pada APBD Kabupaten badung.
Di Kabupaten Badung lebih dari 1000 industri pariwisata yang telah memiliki standar CHSE (Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) yang cukup baik. Sarana dan prasarana pada tempat pelayanan publik dan tempat usaha pariwisata juga harus memiliki thermogun dan peralatan cuci tangan. Selain itu banyak hotel karantina juga disediakan untuk wisatawan yang ingin berkunjung. Kualitas sumber daya pariwisata di Kabupaten Badung juga ditingkatkan melalui pelaksanaan bimbingan teknis, dari mulai pengelolaan fasilitas kebersihan, keamanan dan keselamatan, inovasi sajian kuliner higienis sampai ke pelatihan pemandu wisata. Penerapan aplikasi Pedulilindungi di masing-masing tempat usaha dan Pelayan Publik juga sudah diterapkan di Kabupaten Badung. Dalam rangka merangsang pariwisata di Kabupaten Badung, bantuan usaha pariwisata langsung juga sudah diberikan kepada pelaku usaha pariwisata oleh Kemenparekraf. Di luar itu juga bantuan tunai dan sembako diberikan kepada tenaga kerja pariwisata yang terkena PHK. Mengenai promosi pariwisata di media digital, keberadaan objek wisata, hotel dan restoran yang siap menerima wisatawan diinformasikan. Hal ini dilakukan melalui artis terkenal atau youtuber. Terdapat juga diskon atau promo yang diberikan oleh para pelaku usaha akomodasi kepada calon wisatawan.
Penerbangan internasional juga sudah dibuka untuk beberapa negara yaitu : Arab Saudi, EUA, Selandia Baru, Kuwait, Bahrain, Qatar, RRT, India, Jepang, Liechtenstein, Italia, Prancis, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria dan Norwegia. Pemerintah Kabupaten Badung juga mendorong diadakannya event-event baik dilaksanakan pemerintah maupun swasta. Event yang dimaksud berupa MICE (Meeting, Incentives, Conferences, Exhibitions) ataupun pergelaran seni budaya pameran dan olahraga.
Secara umum, baik di Provinsi Bali ataupun di Kabupaten Badung dan Gianyar, hampir seluruh pekerja pariwisata sudah vaksin secara penuh. Selain itu, seluruh objek wisata dan komponen lain dalam industri pariwisata di Bali sudah memenuhi standar CHSE. Ditambah lagi, sistem karantina yang sudah diaplikasikan secara nasional semakin menjamin kesehatan para wisatawan dan juga warga Bali itu sendiri. Jadi, jangan takut dan mulai rencanakan liburan anda di Bali!