Frankfurt, 4 Juni 2022 – Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman dan di cabang Frankfurt dan sekitar (PPI Jerman dan PPI Frada) bekerja sama dengan organisasi nirlaba dari Jerman yaitu Europa Union Frankfurt dan didukung oleh Konsulat Jenderal dan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman (KJRI Frankfurt dan KBRI Berlin) telah menyelenggarakan konferensi internasional pelajar yang bertajuk “Southeast Asian Student Summit: ASEAN Can Do More”. Konferensi internasional ini diselenggarakan bersamaan dengan festival kuliner Asia Tenggara di Frankfurt pada tanggal 4 Juni 2022.
Agenda ini menyoroti berbagai tema meliputi ASEAN, hubungan antara European Union (EU) dengan ASEAN, dan Sustainable Development Goals. Konferensi ini terbuka untuk umum dengan dihadiri pelajar-pelajar yang sedang studi di Jerman khususnya para pelajar yang berasal dari negara-negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Thailand. Sekitar 50 peserta hadir secara luring di Frankfurt dan sementara sekitar 30 peserta lainnya hadir secara daring.
Sesi pembukaan diawali oleh Ketua Umum PPI Jerman Reza Syihabuddin Khasbullah, yang Kegiatan kemudian dibuka oleh Deputy Chief of Mission of Indonesia untuk Republik Federal Jerman, Bapak Yul Edison. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi inisiatif PPI Jerman untuk membuat acara ini dan mendorong pelajar Asia Tenggara di Jerman untuk terus berkolaborasi dan membentuk komunitas ASEAN di Jerman. Sesi pembukaan ditutup dengan sambutan dari Klaus Klipp, Presiden dari Europa Union Frankfurt e.V, yang memperkenalkan organisasi European Union Frankfurt dan menyatakan dukungannya terhadap acara SEA Student Summit 2022. Selebihnya, beliau juga turut menekankan bahwa anak muda adalah kunci dari eratnya kerja sama ASEAN dan EU di masa depan.
Sesi pertama dimulai dengan seminar yang mengangkat topik „Unlocking ASEAN’s Potentials“ dengan pembicara Dr. R. M. Marty M. Natalegawa, selaku mantan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia tahun 2009 – 2014 yang juga merupakan seorang penulis dari buku “Does ASEAN Matter?: A View from Within”. Ia memaparkan dampak positif dan pentingnya komunitas ASEAN dalam membantu pembangunan dan perkembangan masing-masing negara. Bapak Dr. Marty juga menyatakan dukungannya terhadap kegiatan ini karena menurutnya, masa depan ASEAN adalah di tangan pemuda-pemudinya, sehingga diharapkan kegiatan ini dapat menjadi titik awal bagi pemuda-pemudi Asia Tenggara khususnya di Jerman untuk bersatu dan bangkit bersama.
Selanjutnya pada sesi kedua, Michael Gahler, Member European Parliament (CDU) dan Komite Hubungan International untuk Negara Republik Federal membawakan topik “ASEAN Through the Eyes of the EU”. Pada sesi kedua ini, beliau menjelaskan bahwa kerja sama antara EU dan ASEAN akan semakin meningkat terlebih dengan adanya Strategic Partnership mulai akhir tahun 2020 lalu.
Pada sesi ketiga, H.E. Robert Matheus Michael Tene memberikan presentasi tentang “ASEAN Now and the Future”. Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN (DSG) untuk Komunitas Politik Keamanan ini mengatakan dalam presentasinya bahwa konsensus ASEAN sangat penting guna menjaga stabilitas keamanan dan politik di Asia Tenggara dan menguatkan kerja sama antar negara.
Pada sesi keempat, Dr. Jürgen Ratzinger, Kepala Departemen Hubungan Internasional dan Managing Director di Frankfurt Chamber of Commerce & Industry (IHK Frankfurt) menyampaikan topik “EU-ASEAN Economic Partnership”. Dalam sesi ini, beliau memaparkan bahwa ASEAN adalah salah satu partner bisnis EU yang strategis dan ASEAN memiliki potensi ekonomi yang sangat besar dan perkembangan ekonomi yang sangat cepat.
Pada sesi terakhir, para peserta melaluidiskusi grup dalam kelompok-kelompok kecil, yang memungkinkan semua peserta untuk berdiskusi dan memberikan solusi dari masalah-masalah yang timbul di komunitas ASEAN. Topik-topik yang dibahas antara lain terkait “Sustainable Development Goals” dengan fokus pada Climate Action, Quality Education, Diversity, Equity & Inclusion, Decent Work & Economic Growth dan Peace, Justice & Strong Institution. Para peserta diberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memberikan sebuah solusi yang dapat diimplementasikan di komunitas ASEAN. Setelah itu, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di hadapan seluruh peserta lainnya. Sesi presentasi ini disambut dengan antusias oleh para peserta yang dapat dilihat dari aktifnya sesi tanya jawab antar peserta.
Setelah mengikuti konferensi ini, peserta diharapkan memiliki pemahaman yang lebih dalam dan baik seputar ASEAN sebagai pemuda-pemudi masa depan di dalam komunitas ASEAN. Selain itu, peserta diharapkan mulai membangun jaringan antarmahasiswa ASEAN di Jerman dan bekerja sama untuk mencapai tujuan mereka dan berkontribusi pada komunitas ASEAN. Dalam jangka panjang, ASEAN Student Summit bertujuan untuk meningkatkan identitas ASEAN di kalangan pemuda-pemudi dan memotivasi pemuda-pemudi untuk menciptakan ASEAN yang lebih baik di masa depan.
Berjalan beriringan dengan konferensi ini, terdapat festival kuliner dengan menu dari berbagai negara di Asia Tenggara. Tujuan dari festival kuliner ini salah satunya adalah untuk diplomasi kuliner dan memperkenalkan makanan dan minuman yang ada di Asia Tenggara.
Kegiatan ini merupakan konferensi pelajar Asia Tenggara pertama kali yang dilaksanakan di Jerman. Sebagai penutup, Bapak Acep Somantri, Konsul Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt memberikan ucapan selamat kepada panitia dan peserta yang mengikuti kegiatan seminar dan workshop selama sehari penuh.
Selan itu, Konjen RI Frankfurt menyampaikan pentingnya identitas ASEAN, upaya pemajuan peran pemuda dan anak di ASEAN, hubungan ASEAN-Jerman dan ASEAN-Uni Eropa, serta rencana penyelenggaraan Indonesia Festival Frankfurt (IFF) 2022 yang turut mengundang perwakilan negara anggota ASEAN lainnya di Frankfurt. Sebagai penutup, Konjen RI Frankfurt mendorong agar peserta SEA Student Summit 2022 dapat memperkuat ikatan, jaringan, dan kerja sama antar mahasiswa ASEAN di Jerman.