Skip to content

Televisi

Cerita Pendek oleh Reinaldo Anityo Hartono

diunggah pertama kali di platform Medium oleh Reinaldo Anityo Hartono pada tanggal 29 Agustus
2020, https://medium.com/@reinaldo.officialsite/televisi-cerita-pendek-18597ece4dd3

Tahun 2020 menjadi tahun yang sangat berbeda buat setiap orang di dunia. Dunia dibuat seolah-olah
berhenti. Tidak hanya satu hari. Tidak hanya satu bulan, tapi sudah hampir satu tahun. Setiap orang
mengalami kesusahan di tengah-tengah pandemi seperti ini. Jangankan untuk mereka yang masih
mencari pekerjaan, tapi juga untuk mereka yang sudah punya pekerjaan. Banyak dari mereka yang harus
mengalami PHK ataupun gulung tikar.


Perayaan kemerdekaan Republik Indonesia juga terasa sangat berbeda kali ini. Tanggal 17 Agustus yang
selalu identik dengan upacara bendera dan lomba-lomba di setiap gang dan sudut kota, kini semua
dilakukan hanya di depan layar komputer atau handphone.
Tanggal 17 Agustus 2020 ini juga menandakan 10 tahun pernikahan sepasang suami istri yang tinggal
di sebuah kontrakan di salah satu daerah di Jakarta.


Sang suami adalah seorang pekerja kantoran di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang energi. Si
istri adalah seorang ibu rumah tangga yang bekerja di salah satu bank swasta. Mereka sudah dikaruniai
seorang putri cantik yang masih berumur 8 tahun.


Hidup di ibukota memang bukan sebuah perkara yang mudah, apalagi untuk mereka yang bukan datang
dari keluarga kaya. Pasangan suami istri inipun juga masih berjuang untuk bisa mempunyai kehidupan
yang lebih baik dan tentunya untuk putri semata wayangnya itu. Mereka selalu menyisihkan uang gaji
bulanannya untuk bisa dibelikan sebuah rumah kecil.
‘paling tidak, kita gak harus pindah-pindah kontrakan ya sayang’, ucap sang suami setiap kali dia
menunda membeli sesuatu yang dia inginkan, demi terkumpul untuk sebuah rumah kecil.
‘iya sayang, paling tidak kita bisa kasih sesuatu untuk meimei (panggilan anak perempuan dalam
tradisi chinese)’, jawab si istri seolah mengamini doa sang suami.


Walaupun hidup dalam kondisi yang pas-pasan, mereka adalah tipe keluarga yang sangat romantis.
Mereka tidak jarang meluangkan waktu bertiga untuk bisa jalan ke mall atau sekedar naik motor bersama
keliling kota. Sebagai suami istri, mereka juga selalu menghabiskan waktu berdua. Mereka sangat suka
membuat dinner kecil-kecilan di rumah. Biasanya hal itu dilakukan setiap malam minggu dan tentunya,
setelah putrinya tertidur.


Sang suami selalu berinisiatif untuk mempersiapkan dinner-nya. Sang suami akan marah kalau si istri
membantu menyiapkan dinner. Dia merasa kalau ini satu-satunya hal romantis yang dia bisa lakukan ke
istrinya itu. Dia tahu kalau dia tidak bisa membawa istrinya pergi-pergi ke luar negeri atau membelikan
tas-tas mahal seperti yang dilakukan teman-teman istrinya di kantor. Si istri juga tidak mau kalah, dia
selalu tampil berbeda untuk dinner-nya.

Hari Sabtu datang. Seperti biasa, sang suami punya jadwal nge-date dengan si istri. Sejak siang, sang
suami sudah disibukan dengan memasak dan menyiapkan meja makan kecilnya untuk
tempat dinner sederhana mereka.
Jam dinding sudah menunjukan pukul 9 malam dan si kecil-pun sudah tertidur pulas di tempat tidurnya.
Si istri yang baru selesai merias diri dan memastikan anaknya tertidur pulas itu, menghampiri suaminya
di ruang makan.


‘sayang, cantik banget kamu’, ucap sang suami yang terpesona dengan kecantikan si istri malam itu
sembari meletakan hidangan dinner malam itu.


‘Menu malam ini, spaghetti bolognese kesukaan kamu’, kata suaminya lagi yang masih terpana dengan
kecantikan istrinya malam itu.


Si istri hanya tersenyum penuh cinta memandangi wajah suaminya itu.
‘kamu cobain dulu. Keburu dingin’


Si istri memakan satu suapan spaghetti masakan suaminya itu.
‘enak gak?’, tanya suaminya lagi memastikan masakannya malam itu enak.
‘selalu sayang’, kata si istri, ‘makasih ya. I love you’


Sang suami menggegam tangan kecil istrinya itu dan menciumnya dengan penuh kasih sayang. ‘love you
too’


‘sayang, kamu masih inget gak sama lagu ini’, kata si istri yang tiba-tiba mengambil handphone-nya dan
membuka youtube di handphone-nya.


Tidak sampai satu menit, sebuah lagu dari Westlife yang berjudul My Love tiba-tiba memecah
keheningan malam itu. Baru saja di intro, wajah sang suami tiba-tiba berubah seolah-olah mengingat
semua kenangan-kenangan indah ketika mereka pertama kali bertemu. Wajahnya tersenyum haru.


‘gak kerasa ya sayang. Kita udah jalan sejauh ini’, kata sang suami dengan lembut sambil tangannya
masih menggengam erat tangan istrinya.


‘setiap kali denger lagu itu, jadi keinget-inget gimana dulu kita ketemu’, kata suaminya.
‘di ATM depan kampus kan’, ingat si istri mengejutkan sang suami
Sang suami hanya tertawa.


‘inget kan? apa coba?’, tanya si istri dengan measang wajah curiga seolah ingin menggoda suaminya itu.
‘inget lah. waktu itu kita lagi antri ATM. Kamu berdiri tepat di depan aku. Terus dompet kamu jatuh,
tapi kamu gak sadar’, kata sang suami


Si istri hanya terdiam sambil menahan ketawa mengingat-ingat kejadian itu.
‘iya dompet kamu jatuh. pas aku mau ambil, eh kamunya noleh ke belakang. aku malah dipukul-pukulin’,
lanjut sang suami, ‘kamu pikir aku mau motoin daleman kamu’


‘ya habisnya pas aku liat kamu, kamunya lagi jongkok di bawah. Ya aku kira, kamu mau moto-motoin’,
bales si istri membela diri sambil tertawa juga, ‘habisnya zaman-zaman itu sering tuh modus kayak gitu’
‘apaan sih. rese’, jawab sang suami sedikit ngambek


Mereka saling tersenyum mengingat kejadian itu.
‘sayang. kamu udah telepon papah kamu?’, kata sang suami mengingatkan sesuatu.
‘udah kok sayang. tadi pagi.’


‘kondisi papah kamu udah baikan?’
‘udah sayang. hari ini harusnya dia sudah bisa pulang’


‘papah tanyain kamu tuh, sama mei-mei juga sih’, lanjut si istri lagi.
‘tumben?’, jawab sang suami sedikit ragu


‘iya lah. Dia kangen juga kali, sama menantu kesayangannya’, jawab si istri yang kali ini giliran mencium
tangan suaminya itu.
‘paling kangen sama mei-mei’


‘apaan sih’, jawab si istri sedikit kesal


‘yang ada tuh papah bangga banget sama kamu lagi. Menantu yang paling bertanggung jawab. Berani
nikahin putrinya. Berani datang ke rumah dan ketemu papah sama mamah. Aku masih inget banget kamu


bilang gini ke papah ‘om, tenang aja. Saya bersedia nikahin putri om dan bertanggung jawab sama
hidupnya. Saya gak akan minta uang sepeserpun dari om. Walaupun saya masih ngontrak, saya siap buat
kerja lebih keras lagi buat putri om.’ ingat si istri


Sang suami hanya tersenyum mendengarkan istrinya itu.
‘makasih ya sayang, kamu udah mau berjuang buat aku waktu itu’, lanjut si istri sambil mencium tangan
suaminya itu lagi.


‘kenapa sih waktu itu kamu terima aku? sekarang kamu gak nyesel?’
‘maksudnya?’
‘iya. kamu gak nyesel? Dulu aku janji sama kamu buat tanggung jawab sama hidup kamu. Kamu sampe
harus berantem hebat sama papah mamah kamu. Sampe harus kabur-kaburan dari rumah. Sekarang, aku
masih belum bisa kasih apa aja yang kamu minta.’ kata sang suaminya itu, ‘jangankan itu, sekarang udah
hampir sepuluh tahun kita nikah, aku masih belum bisa beliin keluarga kita, rumah’


‘coba aja, waktu itu kamu sama si …’, lanjut sang suami lagi


‘apaan sih sayang’, jawab si istri sedikit kesal dan melepaskan genggaman tangan suaminya itu. Matanya
mulai berair.


Sambil menghela nafasnya, si istri bilang, ‘aku udah bisa bangun tiap pagi, liat kamu di sampingku.
masakin kamu tiap pagi. kita bareng-bareng bisa punya mimpi. Kita bareng-bareng berjuang ngewujudin
mimpi itu. Aku bisa setiap hari dukung semua yang kamu lakuin.’


lanjut si istri lagi, ‘Aku, tiap hari bisa liat mei-mei ketawa, lari ke sana ke sini, main kuda-kudaan,
lihat mei-mei tumbuh dan bangga punya papahnya yang selalu ada waktu buat dia. Itu semua, ga ada
yang bisa kasih kecuali kamu’


‘sekalipun ada, Aku cuma maunya kamu yang kasih’
‘love you, sayang’, kata sang suami lembut dan tersenyum ke istrinya itu,


‘bener juga ya. kalau waktu itu aku menyerah, tiap pagi aku gak akan bisa melihat singa betina…’, canda


sang suami lagi, sambil memperagakan rambut istrinya yang selalu mengembang setiap pagi bangun
tidur.


‘apaan sih. rese’, kata istrinya memukul tangan suaminya itu sambil mengusap air matanya.
Sang suami tertawa melihat istrinya yang salah tingkah. Si istri juga tidak bisa menahan tawanya karena
malu.


‘sayang… kan sebentar lagi kita anniversary. Kamu mau hadiah apa?’, tanya sang suami.
Si istri hanya terdiam dan tersenyum

Tiba-tiba terdengar teriakan suara memecahkan suasana malam itu.
‘paa… papa, meimei mau tidur bareng papah malam ini’, kata suara itu yang ternyata putrinya yang
terbangun dan mendatangi ayahnya.


‘paa… papaa… papaaa’, teriak putrinya itu sambil menggoyangkan tubuh ayahnya itu.
‘eh… meimei. kamu belum tidur, nak?’, jawabnya terkejut


‘meimei takut paa. meimei mau tidur sama papah malam ini’
‘eh… iya nak. kamu pergi dulu sana ke kamar. Nanti papah nyusul, papah mau beresin semuanya dulu’
‘jangan lama-lama ya pah, meimei takut.’


Ayahnya mengangguk. Pikirannya masih belum tersadar penuh karena terbangun oleh teriakan putrinya.
Jam dinding sudah menunjukan pukul setengah 12 malam. Rupanya dia sudah tertidur cukup lama di
sofa yang terletak persis di depan sebuah televisi yang masih menyala. Terdengar samar-samar suara dari
televisi yang masih menyala itu yang cahanya menyinari gelapnya ruangan. Matanya yang sedikit buram
karena baru terbangun, melihat ke layar televisi itu dan tersenyum. Dia merapikan semua sisa makanan
yang ada di depannya. Dia mematikan televisi itu dan juga sebuah dvd player.


Sang suami menekan tombol open di dvd player itu dan sebuah kaset dvd keluar. Dia tersenyum melihat
kaset itu.
Ada rindu yang sangat dalam. Ada air mata yang mau menetes.


-9th Anniversary Me and My Love. Istriku, 1985–2019- tulis kata yang ada di cover kaset itu

sumber foto: https://www.masterfile.com/search/en/depressed+watching+tv