Ditulis oleh: Kemal Firdaus | Mahasiswa PhD Matematika Universität Hamburg
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Jerman menggelar Forum PPIJ No. 8. di Universität Bonn, pada 20 Januari 2023. Menanggapi dua butir misi dalam RUU RPJMN 2025 – 2045 terkait “pembangunan kewilayahan yang merata dan berkeadilan”, serta “sarana dan prasarana yang berkualitas dan ramah lingkungan”, edisi Forum PPIJ kali ini berniat untuk memfokuskan pembahasannya dan menyampaikan aspirasi-aspirasi yang muncul di kalangan peserta dan mahasiswa Indonesia di Jerman kepada perwakilan paslon presiden Pemilu 2024, dengan mengusung tema “Pembangunan Daerah dan Tata Ruang” dan turut mengundang Tim Ahli masing-masing Paslon Presiden
Forum PPIJ sendiri merupakan salah satu program dari Departemen Riset dan Kajian Strategis PPI Jerman yang menjadi ruang diskusi untuk para anggota PPI Jerman terkait isu kebijakan publik di Indonesia. Berbeda dengan Forum PPIJ sebelumnya, kali ini Forum PPIJ juga dilaksanakan turut meramaikan pesta demokrasi rakyat yang akan diselenggarakan dengan turut melibatkan Tim Ahli paslon dalam diskusi. Forum PPIJ kali ini turut melibatkan perwakilan dari PPIJ Policy Research: Cluster Regional Development, Innovation, and Spatial Planning serta Cluster Agriculture, Livestock, Fisheries, and Forestry; program yang diusung oleh Departemen Riset dan Kajian Strategis, yang mengumpulkan dan memfasilitasi diskusi dan kolaborasi pelajar dan peneliti Indonesia di Jerman berdasarkan kemiripan bidang penelitian.
Acara ini diadakan secara hybrid, dengan Hörsaal 17, Hauptgebäude, Universität Bonn sebagai lokasi luring. Kota Bonn sendiri merupakan kota yang bersejarah bagi PPI Jerman yang juga sempat menjadi ibukota negara Jerman dan terkenal sebagai salah satu kota pelajar. Walaupun di tengah musim dingin, acara dihadiri lebih dari 50 peserta luring dan lebih dari 50 peserta daring. Acara dimoderatori oleh Risma Rizkia Nurdianti, salah satu PhD candidate di Animal Nutrition and Rangeland Management in the Tropics and Subtropics, University of Hohenheim. Adapun narasumber yang mewakili masing-masing tim ahli paslon adalah:
1. Anggota Dewan Pakar Timnas Anies-Muhaimin: Prof. Sulfikar Amir;
2. Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran: Mikhail Gorbachev Dom yang hadir di 40 menit terakhir (menggantikan Budiman Sudjatmiko yang secara mendadak berhalangan hadir);
3. Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud: Michael Victor Sianipar.
Membuka acara, ketua PPI Jerman, Agnia Dewi Larasati, memberikan kata sambutan. Dalam sambutannya, Agnia menyampaikan bahwa mahasiswa yang tergabung dalam PPI Jerman berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dan merupakan aktor pembangunan daerah masa depan. Sehingga topik ini relevan dan baik bila mendapatkan perhatian khusus bagi anggota PPI Jerman. “Pembangunan yg didorong daerah akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional. Dan selain ekonomi, tentu saja banyak hal yg ikut terseret jadi baik,” ujarnya, “misalkan, kalau 58 dari 66 universitas terakreditasi unggul semua di pulau jawa, bagaimana bisa pelajar yg tinggal di luar jawa dpt kesempatan utk kuliah yg lebih baik? Kita perlu membicarakan itu, kita harus peduli terhadap hal itu”.
Menyusul sambutan, acara dilanjutkan dengan pemaparan visi dan misi paslon terkait pembangunan daerah dan tata ruang dalam waktu lima menit. Prof. Sulfikar, mewakili paslon 01, menyampaikan visi dari paslonnya “Indonesia yang adil makmur untuk semua”. Beliau juga sedikit mengangkat salah satu misinya, yakni mengenai urban upgrading pada kota-kota yang ada di Indonesia. Sementara itu, dari paslon 2, Mikhail, menyampaikan bahwa paslon 2 berfokus pada melanjutkan kebijakan yang sudah ada. Selain itu, beliau juga menyinggung soal pandangan paslon yang diusungnya dalam potensi kota sebagai dukungan terhadap pertahanan negara seperti swasembada pangan dan energi. Di lain sisi, perwakilan paslon 3, Michael, menjelaskan bahwa bagi paslonnya, menargetkan perkembangan ekonomi sebesar tujuh persen, dengan strategi penguatan anggaran dan penyederhanaan birokrasi. Beliau juga menjelaskan perlunya penguatan otonomi pemerintah daerah dan diversifikasi ekonomi, bukan hanya hilirisasi. Menutup pernyataannya, Michael menekankan kembali pentingnya masalah penyederhanaan regulasi.
Setelah pemaparan visi dan misi dari masing-masing tim ahli paslon, masuklah sesi diskusi dengan panelis dengan berbagai topik bahasan yang dapat dirangkum sebagai berikut:
Desentralisasi Fiskal dan Pemerataan Pembangunan Daerah
Baik paslon 1 dan paslon 3 setuju perlu adanya diversifikasi ekonomi dapat mendukung kemandirian fiskal. Selain itu, tim ahli paslon 1 juga menambahkan terkait pentingnya paradigma politik ruang yang juga perlu diubah utk memberi peluang kepada Pemda. Di lain sisi, tim ahli paslon 3 menambahkan perlunya perubahan regulasi untuk mengurangi ruang korupsi, pengawasan APBD, dan pengadaan kawasan ekonomi dikembangkan yang kembali ke daerah.
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Inovasi
Tim ahli paslon 1 mengatakan pentingnya penyelarasan strategi pemerintah tingkat nasional dan daerah. Beliau mengkritik bagaimana pemerintah pusat sekarang tidak memberikan kesempatan maksimal kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan pembangunan secara otonom, akibat banyaknya proyek-proyek strategis dari pemerintah pusat, seperti KEK, yang dibangun tanpa peninjauan dan dialog bersama pemerintah daerah serta masyarakat di sekitar proyek. Di sisi lain, tim ahli paslon 3 mengatakan pentingnya membangun SDM, yang hendak diwujudkan melalui program “satu keluarga, satu sarjana’’. Hal ini bertujuan agar pemuda daerah turut serta dalam pembangunan ekonomi daerahnya.
Manajemen Kota Masa Depan
Baik tim ahli paslon 1 maupun paslon 3 sepakat bahwa pertumbuhan penduduk tidak dapat dipungkiri dan perlunya memberikan subsidi tempat tinggal akibat meningkatnya harga properti. Namun, paslon 1 menekankan bahwa program subsidi rumah tersebut juga memerlukan skema berkelanjutan seperti yang diterapkan di beberapa negara maju, seperti Singapura. Subsidi ini akan didanai oleh pemerintah pusat dengan APBN, tetapi dengan tetap melibatkan pemerintah daerah. Pihak tim ahli paslon 3 menjelaskan bahwa mereka memiliki program “Rumah Kita” yang menargetkan pembangunan sepuluh juta rumah susun. Di samping pembangunannya, paslon 3 juga akan memperhatikan integrasi rumah susun tersebut dengan pusat ekonomi dan transportasi guna menghindari masalah sosial. Seiring dengan itu, mereka juga tetap akan mengawasi urbanisasi, karena ketimpangan terjadi umumnya di kota.
Pembangunan Daerah Berkawasan Hutan yang Luas
Tim ahli paslon 1 dalam hal ini menyatakan bahwa paslonnya akan meneruskan komitmen pemerintah untuk memihak Masyarakat Adat sekitar hutan. Masyarakat Adat lah yang memiliki local knowledge atas hutan yang tercakup di Wilayah Adatnya dibandingkan dengan pemerintah, sehingga perlu dilibatkan dalam menjaga hutan yang ada. Prinsip yang tim ahli paslon 1 ingin terapkan adalah “keadilan dan keberlanjutan”. Menurut beliau, kepemilikan lahan masih sangat timpang karena sebagian besar lahan hanya dimiliki sekelompok orang. Tim ahli paslon 3 juga menyinggung soal ketimpangan kepemilikan lahan. Mereka juga menambahkan perlunya payung hukum yang melindungi rakyat, yang dalam kasus ini perannya akan dipegang Prof. Mahfud.
Tata Ruang dan Guna Lahan Inklusif
Paslon 1 menyatakan pentingnya audit performa lahan untuk evaluasi izin usaha. Paslonnya juga akan menyingkirkan pendekatan militer melainkan melibatkan stakeholders yang ada. Beliau juga mengatakan bahwa hal ini sulit dicapai jika pemimpinnya punya kepentingan dan memiliki ratusan ribu hektar lahan. Paslon 2, yang akhirnya bergabung dengan forum, mengatakan masih adanya ego antara pemerintah, masyarakat, dan swasta. Beliau menyatakan paslonnya kompeten untuk mengkoordinir kementerian terkait. Sementara itu, paslon 3 lagi lagi menekankan pentingnya poin keadilan sosial dalam mengatasi konflik agraria.
Penyediaan Basis Informasi Geospasial sebagai Dasar Pembangunan
Menurut tim ahli paslon 1, penyediaan basis data geospasial secara mandiri amatlah penting. Pembentukan satgas khusus dan pemberian insentif pada sektor swasta (untuk penyediaan data spasial yang belum diberikan oleh google, misalnya) dapat menjadi salah satu metode implementasinya. Tim ahli paslon 2 mengatakan bahwa ada peluang dengan adanya pemilu serentak, RDTR dapat dicoba untuk direncanakan dari nol kembali, dengan memperhatikan keselarasan perencanaan tata ruang antardaerah. Sementara tim ahli paslon 3 juga mengatakan hal ini sudah termasuk dalam misi paslonnya, dan memerlukan investasi SDM, anggaran, dan keahlian. Namun, data dari provider seperti google masih diperlukan sebagai basis data sementara, sembari membangun kemandirian basis data.
Menutup acara, masing-masing tim pemenangan paslon diberikan kesempatan untuk memberikan closing statement. Tim ahli paslon 1 yang diwakili Prof. Sulfikar, mengangkat visi dasar paslonnya yaitu “Indonesia yang adil makmur untuk semua” dan mengangkat track record dari paslonnya, sehingga jika terpilih akan memperbaiki berbagai perubahan supaya indonesia lebih sejahtera dan adil untuk semua. Tim ahli paslon 2, yang diwakili Mikhail, melanjutkan dengan menekankan kembali bahwa paslonnya ingin melanjutkan kebijakan yang ada dan capres usungannya adalah negarawan yang memiliki pola berpikir yang berbeda namun bertujuan baik, dan layak untuk dipilih. Menutup sesi ini, tim ahli paslon 3 yang diwakili Michael, menyampaikan bahwa soal pembangunan tidak terlepas dari sosok yang menjunjung tinggi integritas. Beliau menyampaikan bahwa paslonnya mengawali prosesnya dari bawah dengan demokrasi sehat dan kompetensi yang baik tanpa melanggar norma integritas dan etik.
Untuk menindaklanjuti Forum PPIJ No. 8 ini, akan diterbitkan policy brief yang akan ditulis oleh Tim Panelis dan diserahkan pada para narasumber beberapa waktu ke depan. Siapapun yg jadi yang terpilih dalam pesta demokrasi tahun ini, harapannya, hasil diskusi dalam Forum PPIJ kali ini akan menjadi sumbangsih pemikiran untuk penyusunan kebijakan publik di Indonesia di masa yang akan datang.