Berlin, 3 Mei 2022 – Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman (KBRI Berlin) bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman dan di bagian cabang Berlin-Brandenburg (PPI Jerman dan PPI Berlin-Brandenburg), bersama dengan organisasi nirlaba dari Amerika Serikat Civilizations Exchange and Cooperation Foundation (CECF) telah menyelenggarakan konferensi international yang bertajuk “Better Understanding for a Better World” di Berlin pada tanggal 30 April 2022. Konferensi tersebut menyoroti tema-tema kepemimpinan, keragaman, dan dialog lintas agama dan terbuka untuk umum dengan hadirin generasi muda dari berbagai belahan dunia, antara lain Indonesia, Jerman, AS, dan Lebanon. Sekitar 40 peserta hadir secara luring di Berlin sementara sekitar 40 peserta lainnya hadir secara daring.
Sesi pembukaan diawali dengan laporan dari Konferensi Ketua Umum PPI Jerman Reza Syihabuddin Khasbullah, yang menyambut baik kemungkinan untuk melaksanakan kembali kegiatan secara luring setelah sekian lama terkendala pandemi COVID-19. Kegiatan kemudian dibuka oleh Duta Besar LBBP RI untuk Republik Federal Jerman, Arif Havas Oegroseno. Dalam sambutannya, Dubes Havas memaparkan latar belakang Indonesia yang multikultural, dengan adanya lebih dari 240 kelompok etnis, 300 bahasa, dan 6 komunitas agama besar termasuk Islam, Protestan, Katolik, Budha, Hindu dan Konghucu. Sesi pembukaan ditutup dengan sambutan dari Imam Mohamad Bashar Arafat, pendiri dan Presiden CECF, yang memperkenalkan organisasi advokasi kerukunan antar umat beragama yang berbasis di Amerika Serikat tersebut. Dalam paparannya, Imam Bashar juga mengungkapkan terima kasih kepada KBRI Berlin dan PPI Jerman atas kesempatan bekerjasama hingga terlaksananya konferensi hari itu.
Sesi pertama konferensi mengangkat topik „Leadership Development: Future Leaders for a Better World“ dengan pembicara Alexander Kulitz, anggota Bundestag (Parlemen Jerman) tahun 2017-2021 yang juga merangkap wakil ketua ASEAN-Parliamentary Group tahun 2014-2019. Ia menceritakan pengalaman dan pandangannya tentang kepemimpinan. Acara pertama ini dimoderatori oleh Agnia Dewi Larasati, Kepala Departemen Hubungan Internasional PPI Jerman dan mahasiswi S2 teknik elektro di Technical University of Munich. Sesi tanya jawab berlangsung sangat interaktif, di mana para hadirin meminta kiat-kiat menumbuhkan sifat-sifat kepemimpinan dan bertukar pikiran mengenai tantangan menjadi pemimpin sejak usia muda.
Pada sesi kedua, Imam Mohamad Bashar Arafat membawakan topik “Bring Diversity in Harmony”. Pendiri dan Presiden CECF ini dalam paparannya menyampaikan pentingnya memahami akar masalah dalam upaya penyelesaian konflik serta perspektif dan pandangan yang luas terkait peran keragaman dalam membangun dunia yang damai. Sesi tanya jawab dipimpin oleh Budi Annisa Sidi, Sekretaris II KBRI Berlin, dan disambut dengan antusias oleh para peserta. Diskusi fokus pada bagaimana pemuda dapat berkontribusi meminimalisir bias dan prasangka dalam menghadapi kemajemukan yang tak terelakkan pada era global ini.
Pada sesi ketiga, Imam Bashar memimpin diskusi lintas agama yang menghadirkan para panelis yang merupakan representatif pemuda-pemuda dari agama Islam, Protestan, Katolik, dan Hindu di Indonesia. Para peserta kegiatan yang datang dari berbagai negara dapat mendengar secara langsung perspektif dan pengalaman hidup dalam keberagaman agama para panelis baik di Indonesia maupun di mancanegara.
Pada sesi terakhir, para peserta melalui focus group discussion dalam kelompok-kelompok kecil, yang memungkinkan semua peserta untuk angkat bicara. Topik-topik yang dibahas antara lain terkait peran pemuda dalam resolusi konflik, diplomasi agama, serta hubungan antara kepemimpinan dan keragaman dalam pembangunan perdamaian. Para peserta kemudian mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di hadapan seluruh peserta lainnya dan mendapatkan feedback dari Imam Bashar. Setelah mengikuti konferensi ini, peserta diharapkan memiliki antusiasme dan rasa ingin tahu yang tinggi dalam mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya dan agama yang berbeda untuk pembangunan perdamaian dan mewujudkan dunia yang lebih inklusif dan harmonis.
Acara ditutup dengan buka puasa bersama dengan menu makanan Indonesia, sebagai bagian dari interfaith experience yang juga merangkap diplomasi kuliner. Para peserta dari mancanegara mengungkapkan penghargaannya atas cita rasa masakan Indonesia dan rasa kekeluargaan saat berbuka bersama. Timing penyelenggaraan kegiatan di penghujung Bulan Ramadan dirasa tepat untuk mengadakan konferensi yang mengangkat isu dialog lintas agama dengan pengalaman imersif pagi peserta yang berasal dari berbagai latar belakang kepercayaan.
Kegiatan ini merupakan pertama kalinya Konferensi BUBW dilaksanakan di Jerman. Imam Bashar menyampaikan harapan agar kerja sama baik antara KBRI Berlin, PPI Jerman, PPI Berlin-Brandenburg dan CECF dapat dipertahankan untuk kegiatan-kegiatan serupa di masa mendatang. Selanjutnya, CECF memiliki rencana untuk mengadakan konferensi lanjutan dengan skala yang lebih besar di Indonesia pada bulan November mendatang, yang terbuka untuk generasi muda dari seluruh dunia.