Berlin, 31 Januari 2025 – Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman (PPI Jerman), bersama dengan delegasi dari PPI Dunia Kawasan Amerika-Eropa (PPI DK Amerop), telah mengadakan audiensi dengan KBRI Berlin di gedung baru KBRI Berlin, Clara-Wieck-Straße 2, Berlin.
Adapun delegasi KBRI Berlin diwakili oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI), Bapak Fajar Wirawan Harijo dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Dr.rer.nat. Roniyus Marjunus. Sementara PPI Jerman diwakili oleh 7 pengurus yang hadir secara luring, PPI Dunia Kawasan Amerika-Eropa diwakili oleh 2 pengurus yang hadir secara luring dan 5 pengurus yang hadir secara daring, sementara PPI Berlin-Brandenburg diwakili oleh 1 pengurus yang hadir secara luring dan 1 pengurus yang hadir secara daring.
Pada pertemuan tersebut PPI Jerman yang diwakili oleh Muhammad Nur Ar Royyan Mas selaku Ketua Umum PPI Jerman periode 2024/2025 memperkenalkan Kabinet Harmonis dengan memaparkan visi dan misi, struktur organisasi, demografi kepengurusan, lini masa kerja PPI Jerman, perkenalan pengurus, serta penjelasan tentang program program kerja PPI Jerman periode 2024/2025.
Foto bersama perwakilan PPI Jerman, PPI DK Amerop dan PPI Berlin-Brandenburg bersama KUAI Bapak Fajar Wirawan Harijo dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Dr.rer.nat. Roniyus Marjunus.
Audiensi ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara PPI Jerman, PPI DK Amerop, dan KBRI Berlin dalam menghadapi berbagai tantangan global serta membangun kerja sama yang lebih erat dan berkelanjutan.
Dengan semangat untuk membangun kolaborasi yang harmonis, diharapkan audiensi ini menjadi langkah awal untuk membangun pelajar Indonesia di Jerman serta memperkuat hubungan antara komunitas pelajar, profesional, industri dan perwakilan pemerintah Indonesia di luar negeri.
Audiensi ini juga menegaskan bahwa PPI Jerman, PPI DK Amerop, dan KBRI Berlin memiliki komitmen yang sama dalam meningkatkan kesejahteraan pelajar Indonesia di Jerman serta memperkuat kerja sama dalam berbagai bidang, mulai dari pendataan pelajar, kebijakan pendidikan, hubungan industri, hingga keamanan dan perlindungan mahasiswa.