Skip to content

Semangat Cinta Kasih Paus Fransiskus dan Pesan untuk Orang Indonesia di Jerman

Paus Fransiskus dalam masa kunjungannya ke Indonesia

Karya: Pascal Anargya Sulistyo

Di saat aku fokus terhadap
Abschlussarbeit aku dengan tajam
Dalam tengang waktu kurang dari 3 bulan purnama menyinari bumi
Menancap indera penglihatan terhadap layar matriks OLED laptop
Di hari Paskah Senin,

Tiba-tiba,
Pesan berita muncul di ujung kanan bawah, berbahasa Jerman
Bertuliskan “Papst Franziskus ist gestorben”
Seketika, mental dalam diriku terpukul begitu berat
Seperti gelas pecah dalam ukuran mikroskopis di lantai

Di tengah menahan diriku di dalam area tenangnya universitas
Aku begitu tak percaya sama sekali…
Paus yang aku jadikan panutanku
Selama 12 tahun,
Dari semua hal yang beliau terapkan untuk kita-kita, telah berpulang ke Rumah Bapa di Surga
seketika
Aku merasa, hampa dan tak berdaya
Perasaan campur aduk tak ada rasa yang rupanya pasti

Padahal baru saja, beliau kemarin merayakan Minggu Paskah di Vatikan
Sekarang sudah tidak bersama kami lagi di sini
Dalam lingkup dan waktu yang sama, aku merefleksikan kembali
Semua warisan, karakter, sikap panutan, metodologi dan segala hal positif, kerendahhatian, dan
semangat cinta kasih Paus Fransiskus yang beliau sampaikan kepada seluruh dunia

Saat beliau memimpin kami para Umat Katolik yang beriman dari 2013 sampai kematiannya
Tapi juga menginspirasi banyak orang dan kelompok di luar Gereja Katolik Roma
Menembus ke semua kelompok dan orang dalam semangat inklusivitas Paus Fransiskus yang tak
terlupakan
Terutama bagi mereka yang terpinggirkan, terlupakan, kecil, dan didiskriminasikan

Semangat yang begitu transformatif dan transenden menghidupi kemanusiaan serta lingkup Gereja di
waktu kontemporer
Tercatat dalam waktu, situasi, kondisi, suasana, dan warna yang cepat berubah dan ditengah tantangan
sangat berat untuk Institusi Gereja Katolik

Dua pesan Paus Fransiskus yang begitu menancap hati ini, yakni
“Berjanjilah kepada dirimu sendiri, seburuk apa pun orang memperlakukanmu, janganlah pernah
menjadi orang jahat. Tetaplah berbuat baik.”
Serta pula
“Mari kita belajar hidup dengan kebaikan, mencintai semua orang, bahkan ketika mereka tidak
mencintai kita.”

Disini, aku disadari, bahwa, aku sudah terlalu lama di langit atas dan pun aku melakukannya dengan
sepenuh hati, aku tetap masih bisa melukai hati seseorang begitu dalam
Membuat mereka murka dan tak lagi berkontak kembali

Oleh karena itu, dalam puisi ini,
Dalam menghidupkan warisan semangat cinta kasih Paus Fransiskus yang wafat
21 April 2025 kemarin,
Dan semangat beliau yang diteruskan melalui Paus Leo ke XIV
Yang terpilih 8 Mei 2025 kemarin
Penerus pemimpin Gereja Katolik
dalam rangka memberikan ruang inklusivitas kepada semua orang
Serta memaafkan sesama dan mencintai mereka dalam segala kondisi
Walaupun mereka tak mencintai kita,

Kepada semua orang Indonesia yang aku temui dan kenal selama aku di Jerman
Dari hati yang dalam

Terimakasih sudah memberikan kesempatan dan membuka ruang untuk mengenal, bertemu, dan
berdiskusi dengan kalian penuh warna
Apapun yang terjadi, terimakasih sudah melukiskan dan memberikan semuanya kepada daku
Aku selalu ingat yang kalian berikan selama ini

Maafkan sang penulis puisi ini
Dengan penuh kesadaran dan kerendahan diri
Jika ada perkataan, perbuatan, pemikiran, dan kelalaian daku ada yang menyakiti seperti gelas
menembus hati
Sampai sekarang belum bisa tertutup
Penyesalan daku begitu dalam
Semoga Yang Maha Esa, mengikuti semangat cinta kasih Paus Fransiskus dan Paus Leo XIV,
menyembuhkan engkau sekalian

Aku juga maafkan jika kalian telah menyakiti daku
Semoga ini tanda untuk kita berdamai dalam Kasih Yang Maha Esa untuk kita
Apapun peninggalan yang kita berikan
Seperti pesan mendiang Paus Fransiskus
Semuanya, aku apresiasi yang telah terjadi, wahai orang Indonesia di Jerman

Terima kasih atas semuanya

Mari kita terus hidupkan selalu warisan Paus Fransiskus dan teladan beliau serta Paus Leo XIV untuk
kita semua untuk sepanjang masa hidup kita
Umat manusia yang beriman
Di mana pun perjalanan dan lokasi kita…

Sumber foto: https://www.americamagazine.org/faith/2024/09/17/pope-francis-indonesia-sister-248826