Jerman merupakan salah satu negara favorit di Eropa yang menjadi destinasi orang-orang dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk menuntut ilmu dan mengembangkan karir dan potensinya. Dengan sistem pendidikan yang cukup unik di bandingkan negara lainnya, Jerman memiliki daya tarik tersendiri di mata dunia. Negara yang terletak di jantung Eropa ini menawarkan banyak pilihan belajar menarik dari segala bidang kepada lulusan sekolah menengah. Tidak hanya melanjutkan jenjang pendidikan di perguruan tinggi/ universitas, tetapi para lulusan sekolah menengah di Jerman juga memiliki kesempatan mempelajari sebuah profesi tertentu melalui program Ausbildung .
Ausbildung merupakan sebuah sistem belajar yang disediakan oleh pemerintah Jerman untuk pelajar lulusan sekolah menengah yang ingin memasuki dunia kerja. Jika dipadankan dengan sistem pendidikan Indonesia, Ausbildung bisa kita artikan sebagai Sekolah Pelatihan Vokasi. Selain itu, program ini juga dapat diperuntukan untuk orang-orang yang ingin mendalami salah satu ilmu profesi tertentu.
Di program ini, para siswa Ausbildung atau Auszubildende atau Azubi tidak hanya dapat mempelajari ilmu secara teori di sekolah, tetapi mereka juga mendapat kesempatan untuk langsung mempraktikkannya di tempat mereka melakukan pekerjaannya. Meskipun Auszubildende masih dikategorikan sebagai pelajar, tetapi mereka juga berhak memperoleh penghasilan setiap bulannya atas kontribusinya di tempat kerja. Penghasilan yang didapatkan ini jumlahnya sangatlah relatif dan beragam mulai dari 500 hingga 750 Euro.
Saat seseorang mengikuti program Ausbildung, maka secara teori dia akan bekerja kira-kira sebanyak tiga hari dalam seminggu dan belajar di sekolah dua hari atau setara delapan hingga 12 jam dalam seminggu. Tapi secara praktik di lapangan, hal ini kembali lagi tergantung dari kesepakatan pihak pemberi kerja (Betrieb/ perusahaan) dengan pihak Auszubildende serta pihak sekolah (Berufsschule). Karena terdapat beberapa perusahaan dan sekolah yang menerapkan sistem blok di mana durasi sekolah dan bekerja tidak dibagi dua dalam seminggu melainkan dapat terjadi di mana Auszubildende satu minggu penuh belajar di sekolah tanpa bekerja atau sebaliknya.
Durasi atau lama program Ausbildung juga sangat beragam karena kembali lagi dengan jenis pekerjaan yang dipelajari dan juga tergantung dari perusahaan pemberi pekerjaan, tetapi biasanya Ausbildung berlangsung selama dua hingga tiga tahun. Dan untuk menyelesaikan Ausbildung, Azubi diharuskan mengikuti dan lulus ujian akhir (Abschlussprüfung) baik teori atau praktik. Standar kelulusanpun di setiap negara bagian (Bundesland) berbeda-beda.
Apabila seseorang yang berasal dari luar Jerman/ EU ingin mendaftarkan diri untuk mengikuti program Ausbildung, maka yang bersangkutan harus melampirkan dokumen-dokumen penting seperti Ijazah sekolah/ pendidikan terakhir yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, surat lamaran kerja, riwayat hidup, transkrip nilai/ raport dan dokumen penting lainnya ke perusahaan yang anda lamar.
Selain itu, tidak kalah penting adalah sertifikat bahasa Jerman yang diakui secara internasional yang menerangkan bahwa pendaftar telah menguasai bahasa Jerman minimal di level B1 (intermediate proficiency). Adapula beberapa jurusan Ausbildung yang menyaratkan pendaftarnya (yang bukan penutur asli bahasa Jerman) dengan sertifikat bahasa Jerman di level B2/C1 (advanced proficiency). Oleh karena itu disarankan kepada para pelamar, sebelum melamar Ausbildung, mereka harus sudah menguasai bahasa Jerman dengan baik dengan dibuktikan dengan adanya sertifikat yang berlaku.
Apabila yang bersangkutan telah mendapatkan kontrak kerja (Arbeitsvertrag) yang dikeluarkan oleh IHK (Industri- und Handelskammer/ Kamar Dagang dan Industri) dan disepakati oleh perusahaan, maka dia dapat mengajukan permohonan visa untuk terbang ke Jerman. Harus digaris bawahi bahwa persyaratan pengajuan visa tidak sama dengan persyaratan melamar Ausbildung, oleh karena itu disarankan untuk membaca persyaratan pengajuan visa di kedutaan besar Jerman yang bertugas di negara asal masing-masing.
Penulis: Rizky Hidayat