oleh Clarissa Fabiana
Hiruk pikuk di belahan dunia yang asing
Gentar melebihi nestapa
Bahagia, sedih, dan kekhawatiran yang menjalang
Jendela yang masih terkunci dan berharap lebih lama
Akankah aku bisa melewati di langit asing ini?
Insan yang hidup berbeda meski di bumi yang sama
Apakah kita masih bergandengan saling menjaga?
Atau genggaman itu telah lepas tanpa kusadari?
Sebuah buku yang tertata di lemari
Banyak berbagai macam tinta hitam yang tertulis dengan kelam
Suara yang terdengar halus di dalam benakku ini
Ternyata masih ada rasa Kerinduan yang mendalam
Terkadang menyalahkan diri sendiri
Dan berbicara “bagaimana seandainya jika”
Memikirkan hal yang sepatutnya di hilangkan
Tidak harus menyalahkan diri sendiri
Aku di sini melewati berbagai macam badai
Demi sirna lagi di masa depan yang cerah
Setiap Orang memiliki hidup yang berandai
Meski dikuasai oleh berbagai macam gemuruh
Sampai pada akhirnya
Hari kemarin ialah sebuah sejarah
Hari esok adalah sebuah misteri
Dan hari ini adalah sebuah kejutan
Merindu biarlah sebagai obat
Meski di langit yang sama
Di rumah yang berbeda
Bahwa kita masih menjadi bagian kebersamaan
Dari bagian perantauan
Cahaya tidak selalu datang
Tetap Bersinarlah
Hingga kau bisa mengetahui
Bahwa bintang jatuh itu selalu datang yang tak terduga
