Skip to content

Mimpiku yang Terwujud: Naik Kereta Gantung  Seilbahn Koblenz  

 Cerita Pendek

Glanz Einstern Brata | Mahasiswa Business Administration. Universität zu Köln

Juni 2019 

Pada pertengahan bulan Juni 2019, aku pergi ke Jerman bersama dengan sebuah  kelompok study tour untuk mengunjungi berbagai macam universitas yang ada di Jerman. Setelah berkunjung ke kota Düsseldorf, Köln, dan Aachen, aku dan teman teman study tour akan berkunjung ke kota Vallendar. Dari Stasiun Düsseldorf Hbf  kami naik kereta EuroCity (EC) ke Stasiun Koblenz Hbf. Lalu, kami berganti ke  kereta regional ke Stasiun Vallendar. 

Saat kereta berjalan di daerah Koblenz, aku sempat melihat sebuah kereta gantung  yang membentang di atas Sungai Rhein. Kereta gantung tersebut membawa  penumpang naik dan turun dari atas bukit, di mana di atas bukit tersebut terdapat  sebuah benteng yang cukup besar. 

“Wah, keren juga di Koblenz ada kereta gantung. Semoga kapan-kapan aku bisa naik  kereta gantung tersebut…” kataku dalam hati. 

Pada waktu itu, aku dan teman-teman study tour tidak berkunjung ke kota Koblenz,  melainkan hanya transit saja untuk berganti kereta menuju Vallendar. Karenanya  Koblenz pun menjadi salah satu kota yang aku cita-citakan untuk bisa aku kunjungi  kembali di masa depan agar aku bisa naik kereta gantung yang ada di kota ini. 

“Semoga suatu hari aku bisa pergi ke Koblenz. Aamiin. ” kataku dalam hati. 5 Maret 2022 

Hari ini adalah hari yang sangat cerah. Langit begitu biru dan matahari menyorot  dengan begitu terang. Di tengah-tengah kesibukan persiapan ujian di universitasku,  aku pun memutuskan untuk beristirahat sejenak agar otakku tidak terlalu stress.  Karena hari ini cuacanya sangat cerah, aku pun tertarik untuk berkunjung ke kota  Koblenz yang berjarak sekitar delapan puluh kilometer dari tempat tinggalku  sekarang di kota Köln. Aku tertarik untuk pergi ke Koblenz karena aku ingin  mewujudkan impianku untuk naik kereta gantung yang dulu aku lihat saat naik kereta  ke Vallendar pada tahun 2019. 

Perjalanan dimulai pada pukul sebelas siang. Pertama-tama, aku pergi terlebih dahulu  ke Stasiun Mülheim Wiener Platz untuk naik tram nomor 18 ke arah Thielenbruch  dan turun di Stasiun Köln Mülheim. Perjalanan dari Stasiun Mülheim Wiener Platz ke  Stasiun Köln Mülheim dengan tram hanya memakan waktu sekitar tigapuluh detik.  Sesampainya aku di Stasiun Köln Mülheim, aku langsung berpindah dari stasiun tram  menuju stasiun kereta jarak jauh. 

Untuk pergi ke Koblenz dari Köln, terdapat dua pilihan kereta yang bisa aku gunakan.  Yang pertama adalah dengan RE5 (RRX) dan yang kedua adalah dengan RB 27. RE  adalah singkatan dari Regional-Express, yaitu kereta yang menghubungkan satu kota dengan kota lainnya di satu wilayah / negara bagian di Jerman, dan juga berhenti di  beberapa stasiun kecil lainnya. Sedangkan, RB adalah singkatan dari Regional-Bahn, yaitu kereta yang jalannya sedikit lebih pelan daripada RE dan lebih banyak berhenti  di stasiun-stasiun kecil. Pada awalnya, aku hendak naik kereta RB 27 dari Stasiun  Köln Hbf karena ketika aku dulu pergi ke Königswinter pada bulan Desember 2021,  aku pernah naik kereta tersebut yang tujuan akhirnya adalah Stasiun Koblenz Hbf.  Namun, ketika aku meriset jadwal keretanya di Internet, kereta tersebut baru akan  berangkat lagi dari Stasiun Köln Hbf sekitar pukul 12.40an. Sedangkan, sekarang  masih jam 11.20. Adapun, di Google Maps di handphone-ku tidak ada pilihan rute  dengan kereta RB 27, melainkan dengan kereta RE5 (RRX) dari Stasiun Köln  Mülheim yang akan berangkat pada pukul 12.21. Karena durasi perjalanan dengan  kereta RB 27 lebih lama daripada dengan RE5 (RRX) dan kereta RE5 (RRX) 

berangkat lebih cepat daripada kereta RB 27, akhirnya aku memutuskan untuk naik  kereta RE5 (RRX) saja dari Stasiun Köln Mülheim. 

Karena aku mahasiswa di Köln, sebenarnya aku tidak perlu membeli tiket untuk naik  bus, tram, dan kereta S-Bahn serta regional karena kartu mahasiswanya juga bisa  berlaku sebagai tiket transportasi umum. Namun, karena Koblenz berada di negara  bagian Rheinland-Pfalz (atau Rhineland-Palatinate dalam Bahasa Inggris) dan kartu  mahasiswaku hanya berlaku untuk seluruh jenis transportasi umum (kecuali kereta  EC, IC, ICE) di negara bagian Nordrhein-Westfalen (atau North-Rhine Westphalia  dalam Bahasa Inggris), aku tetap harus membeli tiket untuk naik kereta RE5 (RRX). 

Untuk itu, aku membeli tiket keretanya dengan menggunakan mesin Automat  (otomatis) yang berwarna merah. 

Setelah membeli tiket, aku langsung naik tangga ke platform 1 untuk mencari papan jadwal keberangkatan kereta yang ditempel pada kertas besar berwarna kuning untuk  mencari tahu dari platform mana kereta RE5 (RRX) akan berangkat. Di kertas kuning  besar ini, tercantum informasi yang sangat spesifik untuk setiap kereta yang berangkat  dari Stasiun Köln Mülheim. Jadwal keberangkatan kereta diurutkan berdasarkan jam.  Terdapat empat kolom untuk setiap informasi kereta. Kolom pertama berisi waktu  keberangkatan kereta. Kolom kedua berisi nomor kereta. Kolom ketiga berisi nama  kereta, tujuan akhir kereta, dan stasiun-stasiun yang dilewatinya sebelum sampai di  stasiun terakhir. Untuk setiap stasiun juga tertera jam kedatangannya. Kolom keempat  berisi nomor platform tempat kereta berangkat beserta dengan sektornya. 

Setelah membaca jadwal keberangkatan dengan teliti, akhirnya aku menemukan  bahwa ternyata kereta RE5 (RRX) tujuan Koblenz Hbf akan berangkat dari platform  1, tempat di mana sekarang aku berdiri. Sekarang, jam masih menunjukkan pukul  11.40. Karena keretaku masih lama datangnya, aku pun memutuskan untuk duduk  saja di kursi yang ada di platform 1 untuk menikmati langit biru yang cerah serta  merekam beberapa kereta yang melewati stasiun ini. 

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya tibalah kereta RE5 (RRX) tujuan Koblenz  Hbf di Stasiun Köln Mülheim. Ciri-cirinya adalah bagian lokomotifnya berwarna  putih, badan gerbongnya berwarna abu-abu dan memiliki dua lantai, serta pintunya  berwarna oranye. Di bagian samping gerbong terdapat tulisan RRX yang memiliki  singkatan “Rhein-Ruhr Express”. Ketika kereta telah berhenti, aku masuk ke dalam  salah satu gerbong dan langsung mencari tempat duduk di lantai pertama. Perjalanan  dari Stasiun Köln Mülheim ke Stasiun Koblenz Hbf memakan waktu sekitar sembilanpuluh dua menit. Sebelum sampai di Stasiun Koblenz Hbf, kereta RE5  (RRX) ini juga akan berhenti di tigabelas stasiun lainnya, yaitu Köln Messe / Deutz,  Köln Hbf, Köln Süd, Brühl, Bonn Hbf, Bonn UN Campus, Bonn Bad-Godesberg,  Oberwinter, Remagen, Sinzig (Rhein), Bad Breisig, Andernach, dan Koblenz  Stadtmitte. 

Beberapa detik setelah aku masuk dan duduk di kursi, kereta langsung berjalan  dengan cepat meninggalkan Stasiun Köln Mülheim. Saat kereta berjalan, aku sama  sekali tidak mendengar adanya suara gemuruh rel dikarenakan peredam suara  keretanya yang sangat bagus. Pada siang itu, kereta sangat padat dipenuhi oleh  penumpang. Saat kereta berhenti di Stasiun Köln Hbf, aku dapat melihat banyak  sekali penumpang yang masuk ke dalam kereta. 

Setelah kereta berjalan meninggalkan Stasiun Köln Süd, kereta langsung berjalan  dengan sangat cepat melewati persawahan dan padang rumput yang luas dan hijau.  Memasuki bulan Maret, suhu udara di luar sudah tidak sedingin bulan Januari atau Februari. Kemungkinan salju akan turun juga sudah sangat kecil. Cuaca pada siang itu  sangat cerah dan aku dapat melihat tidak ada satupun gumpalan awan. Sungguh,  perjalananku hari ini ke Koblenz adalah perjalanan yang indah dan berkesan. 

Beberapa menit kemudian, sampailah kereta di Stasiun Brühl. Brühl adalah kota yang  sangat kecil yang terletak di antara kota Köln dan Bonn. Dua hari yang lalu, aku juga  sempat pergi ke kota Brühl untuk mengunjungi sebuah istana yang bernama Schloss  Augustusburg. Aku sendiri tidak masuk ke dalam istananya, melainkan hanya  berfoto-foto di taman luarnya yang sangat indah dan tertata rapih. Setelah melewati  kota Brühl, kereta berjalan memasuki kota Bonn. Di sebelah kiriku, aku dapat melihat  pemandangan Pegunungan Siebengebirge, yaitu pegunungan kecil yang tidak terlalu  tinggi (hanya sekitar 200 sampai 300 meter di atas permukaan laut). Di bagian paling  kanan dari Pegunungan Siebengebirge terdapat gunung yang bernama Drachenfels, di  mana di gunung tersebut dibangun sebuah istana yang bernama Schloss Drachenburg.  Di bagian puncaknya juga terdapat dek observasi terbuka bagi para wisatawan yang  ingin menikmati pemandangan Sungai Rhein, kota Bonn, dan kota Königswinter yang  terletak persis di kaki gunungnya.  

Setelah melewati Stasiun Bonn Bad-Godesberg, kereta RE 5 (RRX) mulai memasuki  perbatasan antara negara bagian Nordrhein-Westfalen dengan Rheinland-Pfalz.  Sekarang, kereta memasuki lembah dan berjalan di samping Sungai Rhein yang lebar dan indah. Kereta berjalan mengikuti liku-liku sungai. Sepanjang perjalanan di  samping Sungai Rhein, aku banyak memotret dan merekam pemandangan di hari  yang sangat cerah. 

Setelah hampir satu jam setengah lamanya, akhirnya sampailah kereta di Stasiun  Koblenz Hbf. Selanjutnya, aku masih harus berjalan kaki sekitar duapuluh menit  melewati pusat kota Koblenz untuk sampai ke stasiun kereta gantung Seilbahn  Koblenz. Untuk itu, aku menggunakan Google Maps. Di tengah-tengah perjalanan,  aku menemukan sebuah bangunan berwarna putih yang bernama Forum Confluentes,  yaitu bangunan yang di dalamnya terdapat museum, perpustakaan, pusat informasi  turis, dan restoran-restoran. Namun, fokusku hari ini hanyalah untuk naik kereta  gantung Seilbahn Koblenz saja.

Setelah berjalan cukup lama, akhirnya  sampailah aku di depan Sungai Rhein. Di  seberang sungai tersebut terdapat bukit  yang di atasnya dibangun sebuah benteng  berwarna kuning kecokelatan yang sudah  berusia sekitar dua ribu tahun yang  bernama Festung Ehrenbreitstein. Untuk  mencapai benteng tersebut, para  wisatawan bisa menggunakan kereta  gantung Seilbahn Koblenz. Namun, aku  sendiri tidak berniat untuk masuk ke  dalam Festung Ehrenbreitstein,  melainkan hanya mengeksplorasi  lapangan yang ada di sebelah benteng  tersebut. Aku berjalan beberapa langkah  lagi hingga akhirnya aku sampai di depan  

Pemandangan  Sungai  Rhein  dan  bukit  yang  di  atasnya  dibangun  sebuah  benteng  yang  bernama Festung Ehrenbreitstein. 

stasiun kereta gantung Seilbahn Koblenz. Untuk bisa naik kereta gantung, aku harus  mengantri terlebih dahulu untuk membeli tiket. Saat aku masih di Köln, aku sudah  melakukan riset bahwa mahasiswa bisa mendapatkan diskon untuk harga tiketnya,  sehingga ketika sampai giliranku untuk membeli tiket, aku langsung meminta harga  “Student” dengan menunjukkan kartu mahasiswaku. Barulah setelah aku membeli  tiket, aku beranjak ke stasiun untuk memulai perjalanan naik kereta gantung Seilbahn  Koblenz. 

Dari delapanbelas kabin kereta gantung Seilbahn Koblenz, terdapat dua kabin  spesial. Kabin nomor 17 memiliki gelas  kaca di bagian tengahnya, dan kabin  nomor 18 digunakan sebagai transportasi  umum. Aku pun tertarik untuk naik kabin  nomor 17. Untuk naik kereta gantungnya  sendiri pada waktu itu tidak ada peraturan  3G (drei G)*, namun aku dan para  penumpang lainnya tetap diwajibkan  menggunakan masker. Saat aku masuk ke dalam kereta gantung, aku langsung  duduk di kursi yang menghadap ke arah  jalan kabin.  

Pemandangan  yang  sangat  indah  dari  dalam  kabin  kereta  gantung  Seilbahn  Koblenz  dalam  perjalanan ke atas bukit.

Inilah pengalamanku naik kereta gantung Seilbahn Koblenz. Akhirnya, hari ini aku  benar-benar naik kereta gantung yang telah aku lihat tiga tahun lalu dalam  perjalananku ke Vallendar. Tak lama setelah aku duduk, pintu kabin nomor 17 tertutup dan kabin pun mulai meluncur dengan sangat kencang untuk menanjak.  Selanjutnya, kabin mulai menyeberang Sungai Rhein yang sangat lebar dan terus  menanjak ke bukit yang di atasnya terdapat Festung Ehrenbreitstein. Perjalanan ke  atas bukit memakan waktu sekitar tujuh menit. Selama perjalanan menanjak, aku  banyak menghabiskan waktu untuk memotret dan merekam pemandangan langit yang  cerah, Sungai Rhein, bukit, Festung Ehrenbreitstein, dan juga berfoto selfie beberapa  kali dengan handphone-ku. Sungguh pemandangan yang indah dan menakjubkan  dalam perjalananku hari ini dengan kereta gantung Seilbahn Koblenz. 

Setelah tujuh menit perjalanan, akhirnya  sampailah kabin kereta gantungku di  atas bukit. Sebelum turun, aku sudah  dapat melihat di depanku terdapat  lapangan hijau terbuka yang sangat luas.  Di lapangan tersebut dibuat jalan-jalan  yang sangat lurus dan panjang. Setelah  turun dari kabin, aku langsung berjalan  menuju lapangan tersebut untuk  memotret berbagai macam  pemandangan dengan handphone-ku.  

Setelah berjalan beberapa menit dari  stasiun kereta gantung di atas bukit, aku  menemukan sebuah tempat observasi  

Tempat  observasi  untuk  melihat  kota  Koblenz  yang dibangun dengan prinsip bidang miring. 

untuk melihat pemandangan kota Koblenz, Sungai Rhein, dan Sungai Mosel. Tempat  observasi tersebut memiliki bentuk seperti segitiga yang sangat artistik dan dibangun  dengan menggunakan prinsip bidang miring. Sesampainya aku di bagian teratas  tempat observasi tersebut, aku juga meminta tolong salah satu pengunjung untuk  memotretku dengan latar belakang kota Koblenz, Sungai Rhein, dan Sungai Mosel. 

Setelah naik ke tempat observasi, aku  kembali turun menuju lapangan. Aku  dapat melihat pada siang itu banyak  pengunjung atau wisatawan yang  berjalan-jalan di sekitaran lapangan  sambil menikmati hari yang sejuk dan  cerah. Ada yang duduk-duduk di  rerumputan sambil mendengarkan  musik, ada yang bermain frisbee, dan  ada juga yang bermain mobil-mobilan  dengan menggunakan remot. Aku  

Pemandangan  Sungai  Rhein,  Sungai  Mosel,  dan  Deutsches  Eck  dari  kabin  kereta  gantung  Seilbahn  Koblenz  dalam  perjalanan  turun  ke  kota Koblenz.

sempat berhenti sejenak di tengah  lapangan untuk menikmati waktu, lalu  kembali berjalan dengan pelan mendekati  stasiun kereta gantung Seilbahn Koblenz.  

Jam sudah menunjukkan pukul 15.40. Matahari mulai condong ke arah barat.  Sebelum naik kereta gantung kembali ke kota Koblenz, aku duduk sebentar di kursi  yang ada di depan stasiun untuk memakan cokelat batang yang aku bawa di tas  ranselku sambil menikmati lapangan hijau yang luas dan indah. Barulah setelah itu,  aku memutuskan untuk meninggalkan lapangan dan kembali naik kereta gantung. 

Kalau tadi aku berangkat dengan naik kabin nomor 17, sekarang aku pulang dengan  naik kabin nomor 16. Kembali lagi aku duduk di kursi yang menghadap ke arah jalan kabin. Ketika kereta gantung mulai turun, aku dapat melihat matahari sore yang  menyorot dengan begitu teriknya. Di depanku terdapat Sungai Rhein yang sangat  indah, dan di samping kananku aku dapat melihat salah satu tempat wisata yang  sangat terkenal di kota Koblenz yang bernama Deutsches Eck. Deutsches Eck atau  “Sudut Jerman” dalam Bahasa Indonesia adalah tempat di mana dua sungai terkenal  di Eropa, yaitu Sungai Rhein dan Sungai Mosel bertemu. Itulah mengapa kota ini  disebut dengan Koblenz yang berasal dari Bahasa Latin “Confluentes” atau  “Confluence” dalam Bahasa Inggris, yang berarti “pertemuan dua sungai”

Setelah tujuh menit perjalanan, akhirnya sampailah aku kembali di kota Koblenz. Selanjutnya, aku ingin kembali ke apartemenku di kota Köln karena aku harus  melaksanakan Sholat Asar dijamak dengan Zuhur. Kembali lagi aku membuka  Google Maps untuk mencari tahu kereta apa yang bisa aku gunakan untuk ke kembali  ke Köln. Ternyata, hanya ada pilihan kereta RE5 (RRX) dari Stasiun Koblenz  Stadtmitte yang akan berangkat pada pukul 16.18. Sekarang, jam sudah menunjukkan  pukul 15.50, dan berjalan kaki dari stasiun kereta gantung Seilbahn Koblenz ke  Stasiun Koblenz Stadtmitte memakan waktu sekitar duapuluh menit. Aku pun  langsung bergegas menuju Stasiun Koblenz Stadtmitte agar bisa mengejar kereta RE5  (RRX) pada pukul 16.18. 

Setelah perjalanan yang penuh dengan lari-lari, akhirnya sampailah aku di Stasiun  Koblenz Stadtmitte pada pukul 16.15. Masih ada waktu sekitar tiga menit bagiku  untuk membeli tiket dengan menggunakan mesin Automat. Di mesin Automat, aku  memilih Stasiun Köln Mülheim sebagai tujuan. Setelah tiket dibayar, keluarlah tiket  di bagian bawah mesin Automat. Beberapa menit kemudian, tibalah kereta RE5  (RRX) tujuan Oberhausen Hbf di Stasiun Koblenz Stadtmitte. Saat kereta berhenti,  aku langsung masuk ke dalam dan duduk di lantai pertama seperti halnya waktu  berangkat. Perjalanan dari Stasiun Koblenz Stadtmitte ke Stasiun Köln Mülheim  adalah perjalanan mundur dari keberangkatanku di waktu siang tadi. Selama  perjalanan, aku menghabiskan waktu untuk mendengarkan rekaman-rekaman  perjalanan di handphone-ku serta menikmati pemandangan sore yang sangat indah. 

Akhirnya, sampailah aku kembali di apartemenku pada pukul enam sore. Aku  langsung cepat-cepat pergi ke kamar mandi untuk berwudhu dan melaksanakan Sholat Asar dijamak dengan Zuhur. Demikianlah perjalananku hari ini ke kota  Koblenz untuk naik kereta gantung Seilbahn Koblenz. Sebuah perjalanan yang  berkesan ke kota yang sangat indah di negara bagian Rheinland-Pfalz. 

*3G-Regel (dibaca drei G Regel) adalah peraturan Corona / Covid-19 di Jerman yang mewajibkan  pengunjung suatu gedung atau pengguna transportasi untuk menunjukkan bukti vaksin, atau bukti  kesembuhan dari Corona, atau bukti tes negatif dalam bentuk QR-Code elektronik di handphone atau  di kertas. 3G adalah singkatan dari geimpft (telah divaksin), genesen (telah sembuh dari Corona),  getestet (telah dites negatif).